Hal yang cukup menguji kesabaran kita dijalan adalah kemacetan. Meskipun belum separah dikota-kota besar namun itu sudah cukup membuat kita harus membuat perhitungan waktu yang jeli sebelum bepergian. Pagi ketika semua orang punya satu tujuan untuk datang secepatnya ke tempat kerja, dan sore ketika masih sama-sama tidak sabar untuk bertemu dengan keluarga tercinta di rumah. Itulah puncaknya kepadatan lalin.

Dan yang membuat jengkel adalah jika kemacetan itu terjadi hanya karena banyaknya kendaraan yang diparkir di badan jalan. Parahnya tanpa disadari ini menjadi sebuah kebiasaan. Yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa kebiasaan memarkir kendaraan dibadan jalan ini adalah salah satu bentuk kezoliman. dan Rasulullah telah memperingatkan kita tentang bagaimana adab-adab di jalan.
“Waspadailah oleh kalian duduk-duduk di jalan” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, kita tidak dapat meninggalkan duduk-duduk kita, sebab kita semua bercakap-cakap disitu.” Rasulullah -Shallalahu ‘alaihi wa sallam- bersabda; “Jikalau kalian enggan, melainkan tetap ingin duduk-duduk disitu, maka berikanlah jalan itu haknya.” Mereka bertanya: “Apakah haknya jalan itu, ya Rasulullah?” Beliau bersabda: “Yaitu menundukkan pandangan, menghilangkan gangguan di jalan, menjawab salam, memerintahkan kebaikan dan melarang dari kemungkaran.” (Muttafaq ‘alaih)
Poin penting dari hadits di atas adalah "menghilangkan gangguan di jalan". Halangan di jalan itu bisa bermacam-macam dari yang kecil seperti batu, paku atau apapun yang sekirannya bisa membahayakan pengguna jalan. Dan jika belum bisa menghilangkan gangguan-gangguan itu hal terkecil yang bisa kita lakukan adalah tidak menambah gangguan di jalan. Salah satu contohnya adalah dengan memarkir kendaraan kita di tempat yang tidak mengganggu lalu-lintas.