PRPM Sendangagung melakukan aksi tanam pohon di Pantai Gesing

Ahad 14 November 2015 PRPM Sendangagung melakukan aksi tanam pohon di Pantai Gesing, Panjolomulyo, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Kegiatan ini dimulai sekitar pukul 06:30 waktu setempat.

Penanaman pohon ini adalah bagian dari rangkaian acara MABIT (malam bina iman dan taqwa). Ini adalah kegiatan yang rutin diadakan 3 bulan sekali oleh PRPM Sendangagung, yang mana untuk kali ini pantai Gesing mendapat gilirannya.

Warga setempat membuat aturan di mana setiap yang camping di pantai diharuskan menanam pohon. Oleh karena itu di pagi hari sebelum berkemas pulang dilakukan penaman beberapa bibit pohon.

Acara inti dari mabit ini sendiri adalah musyawarah kerja, setiap bidang dalam PRPM Sendangagung masing-masing merancang program-program yang nantinya akan dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi PRPM Sendangagung.

Tak kurang 25 orang anggota yang hadir, turut mendampingi pembina PRPM dari PCPM Minggir dan juga Babinkamtibmas kecamatan panggang.





Kita Tidak Butuh Sikap Reaktif, Kita Butuh Kontinuitas



Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 1 syawwal 1436 Hijriyah atau bertepatan dengan hari raya Idul Fitri, saudara kita di Tolikara mendapat perlakukan yang melanggar toleransi umat beragama. Shalat Idul Fitri dibubarkan, dan sebuah Masjid dibakar. Kabar yang menyebar dengan cepat, tersalur secara viral via media sosial. Beberapa kawan langsung percaya, beberapa lagi menyatakan itu hoax (alias kabar palsu). Sampai kemudian diketahui hal tersebut benar-benar terjadi!



Apa reaksi umat Islam? Tentu marah dan geram. Berbagai gerakan bermunculan untuk membantu muslim di sana. Penggalangan dana sampai rerasan mau mengirim pasukan! Setelah itu? Senyap! Hal persis yang dialami oleh Saudara kita di Palestina yang setiap hari berjuang melawan penjajah Israel. Kepedulian kadang terpantik ketika mereka diserang dan korban berjatuhan. Setelah itu? Sunyi! Pun dengan saudara kita di Rohingya yang terus menderita dalam rezim pemerintahan Myanmar.

Tetapi tahukah, jika perjuangan mereka terus berlangsung dan butuh kepedulian kita secara konsisten, bukan hanya reaksi sesaat. Bahkan di sekitar kita pun mungkin ada orang-orang yang butuh pendampingan dan bantuan untuk mempertahankan hidup dan akidahnya. Persoalannya adalah seberapa kuat tingkat kepekaan kita. Apakah kita hanya akan menjadi salih dalam ruang kamar? Atau ruang masjid/mushola? Ataukah kita akan menyebarkan kemanfaatan bagi semesta?

Tentu itu pilihan pribadi kita. Hanya saja, jika pun ada seorang yang saleh di tengah masyarakat yang kufur. Terkadang bencana tak memilih. Semua disamakan dalam kondisi tertentu. Saat sang shalih tak tergerak hati untuk mencerahkan lingkungan sekitarnya. Sekecil apapun, semampunya.


Kita butuh kekonsistenan untuk memperhatikan dakwah di Papua (Nuu Waar), di Palestina, di Rohingya. Kita butuh kekonsistenan dakwah di lingkungan kita. Kita butuh kekonsistenan dalam berbaik. Dalam istilah populer, aja leren dadi wong apik (jangan berhenti menjadi orang baik). 

Rasulullah SAW menganjurkan untuk berdagang ! ...bukan Begadang !!!


Sekali lagi teknologi dengan thethek dan bengeknya membawa seabrek masalah dalam tata hidup manusia. Ketika belum ada listrik, setelah maghrib orang akan menanti isya’ dan setelahnya tidak ada yang dikerjakan kemudian segera tidur. Sangat sulit dibayangkan memang terutama bagi anak-anak yang dari lahir hidupnya sudah serba elektrik. Hingga sepertinya perlu ada kesepakatan tentang batas begadang itu seperti apa. 

Hingga hari ini sama sekali tidak ada yang membenarkan bahwa begadang itu baik. Bahkan Rasulullah SAW panutan kita sangat tidak suka dengan yang namanya begadang ini. seperti diriwayatkan dalam hadits : “Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah tidur sebelum waktu isya’ dan tidak pernah begadang setelahnya. (HR Ahmad; shahih)

Dari sisi kesehatan sendiri begadang dapat menimbulkan berbagai macam gangguan. Obesitas,  Melemahnya sistem kekebalan tubuh, Mengganggu jam biologis tubuh, Penyakit jantung, Diabetes, Stroke, Tekanan darah tinggi, sakit, Melemahkan saraf. Sungguh mengerikan sekali macam-macam penyakit ini.

Memang  tidak ada baiknya sama sekali, namun mungkin ada pengecualian sesekali kita begadang tentu untuk alasan-alasan tertentu. Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan dalam Zadul Ma’ad: “Termasuk kebiasaan beliau adalah tidur di awal malam dan bangun di bagian akhirnya. Terkadang beliau begadang di awal malam untuk mengurusi berbagai kepentingan orang-orang miskin.” Dari sini bisa difahami bahwa pengecualian itu adalah untuk hal-hal yang ada manfaatnya. 

Ulama bahkan memakruhkan begadang hanya untuk sekedar mengurusi urusan dunia. Nonton TV, terutama untuk acara-acara yang sama sekali tidak membawa manfaat. Atau pun sekedar nongkrong tidak jelas apa yang diperbincangkan. 

Dan, dilema muncul ketika pelan namun pasti berat badan merangkak naik. Olah raga tentu sangat diperlukan. Badminton jadi satu-satunya olah raga yang sampai saat ini bisa dilakukan dengan rutin. Kalau dilihat dari hadits di atas memang sangatlah tidak nyunah sekali. Namun apa boleh buat, tidak mungkin jika dilakukan pada siang hari karena benturan acara-acara yang lainnya.

Bukannya tidak mau mengikuti sunah, namun saya melihat ada beberapa manfaat yang muncul dari badminton selain menghambat obesitas, terutama di PBPM. Di sinilah terjadi interaksi, salah satu kunci sukses sebuah organisasi adalah persamaan visi. Dan itu tidak bisa dicapai kalau tidak ada interaksi. Dari beberapa olah raga yang ada badminton inilah yang memiliki waktu untuk berinteraksi relatif lebih banyak dari olah raga yang lainnya. 

Yang kedua adalah tempat untuk membahas rencana-renaca kegiatan. Satu contoh ketika selasa malam kemaren, ketika itu waktu sudah bisa dikatakan pagi 00:30. Ada dua orang yang masih terlihat asyik ngobrol. Rencana pamitan kemudian berubah ketika ada sebuah perasaan aneh ketika saya menghampiri dua orang ini. Bayangan saya teringat pada pertengahan 2012, ketika badminton selesai  selalu ada dua orang yang pulang paling akhir. Selalu saja ada hal yang mereka obrolkan. Yang terkadang saya pun terkadang ikutan nimbrung dalam obrolan super tingkat tinggi mereka. Meskipun sebenarnya saya hanya numpang tidur saja :D.  

Jangan dianggap lebay, tapi saya rindu melihat mereka berdua berdebat hingga pagi seperti kala itu. Mungkin perasaan itu yang membuat saya untuk duduk ikut dalam obrolan di rabu dini hari kemaren. Agak sedikit berbeda dari dua orang yang lama meskipun semua bermuara pada hal yang sama. kali ini isi obrolan lebih aplikatif. Tentang rencana-rencana PM dan impian-impian mereka dalam beberapa waktu ke depan. 

Sama sekali ini bukan pembenaran untuk begadang sampai pagi. Sepenuhnya kita selalu berusaha untuk mengikuti apa yang dicotohkan panutan kita dalam segala hal. Semoga komunikasi bisa lebih baik lagi, sehingga tidak perlu ada orang-orang yang begadang sampai pagi. (pds-)

Bukan Sekedar Tradisi; Silaturahim PRPM&PRNA Sendangagung


21-22 Juli, PRPM & PRNA Sendangagung seperti tahun-tahun sebelumnya mengadakan silaturahmi ke beberapa tokoh Umat Islam di Sendangagung. Sebagai anak muda terkadang banyak salah dan sepantasnya untuk meminta maaf. Dan yang penting juga adalah bersilaturahim merupakan salah satu cara untuk menyempurnakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan.

Tradisi saling berkunjung dan meminta maaf memanglah hanya ada di Indonesia ini. Namun ini perlu dilestarikan, faktanya kalau tidak di momen seperti ini kita sangat susah untuk menyempatkan bersilaturahim bahkan dengan kerabat. 

Dan khusus untuk PRPM&PRNA ini merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan diri, karena kepengurusan periode 2014-2015 barulah dilantik. Banyak wajah-wajah baru yang mungkin belumlah dikenal. Yang kedua adalah penyamaan Visi antara anak muda dan orang tua, harapannya kedepan terjalin komunikasi yang baik antar keduanya. 

Beberapa tokoh yang sudah dikunjungi diantaranya adalah. Pak Deca, Pak Sarikun, Sumardi,  Pak R.Sujut, Pak Badawi, Pak Karyanto, Pak Margono,Pak Daliman,Pak Joko Susanto, Pak Sunarno, Pak A.Janadi, Pak Amir, Pak Sukarman, Pak Nuryadi,Pak Nasirun, Bu Tuti/Mbak Nana. 

Mohon maaf karena keterbatasan waktu hingga ada beberapa yang tidak bisa kami kunjungi. Terima kasih atas nasehat, bimbingan, dukungan serta bantuannya. Taqabbalallahu minna wa minkum, Mohon maaf lahir dan batin.  
beberapa anggota PRPM&PRNA di depan rumah salah satu tokoh




Himbauan Sukses !; Jamaah Membludak, Infaq Melonjak


Dilansir dari pcpmminggir.blogspot.com perolehan Infaq sholat di lima titik dilaksanakannya sholat Idul fitri adalah sebagai berikut :  Sendangagung : Rp. 29.361.900;   Sendangmulyo Rp. 26.634.000 ;  Sendangrejo Rp. 24.126.700 ;   Sendangarum Rp. 16.958.800 ;dan  Sendangsari Rp. 15.359.000. Kita patut bangga dengan perolehan tersebut diatas, tentunya ini juga menjadi indikator kesadaran masyarakat dalam berinfaq yang meningkat tiap tahunnya.

Ada beberapa hal yang menjadi motivasi masyarakat untuk kemudian sadar memasukkan rupiahnya ke dalam kotak infaq. Ada yang karena tiap hari mendengarkan motivator sedekah semacam ust. Yusuf Mansyur. Dan ada juga yang karena himbauan dari panitia setempat seperti yang terjadi di Sendangagung. P2A setempat beberapa hari sebelum pelaksanaan Sholat Ied menyebarkan undangan yang mana tercantum himbauan untuk berinfaq. 

Yang menarik dari himbauan itu adalah adanya nilai tertentu yang dianjurkan sesuai dengan profesi. Untuk kalangan pengusaha/tokoh masyarakat minimal Rp. 100.000,- berikutnya golongan pegawai dan karyawan minimal Rp. 50.000,-. Selanjutnya Rp. 10.000-20.000 bagi masyarakat umum. Dan anak-anak Rp. 5.000 – 10.000,- . Meskipun hanya sebatas himbauan namun terbukti efektif dengan perolehan yang meningkat dari tahun sebelumnya.

Baik atau burukkah ? tentu sangat baik sekali ! tidak ada yang salah mengajak orang untuk berjihad di jalan Allah. Momen yang bagus seperti ini memanglah harus dimanfaatkan. Kalau para model foto bisa menggelar charity foto dengan memajang tubuhnya, kenapa kita yang mengaku sholeh dan sholehah ragu untuk menggalang dana yang jelas-jelas untuk digunakan di jalan Allah. 

Meskipun demikian, Hal ini tak luput dari berbagai tanggapan yang beragam dari masyarakat. Ada yang menanggapinya secara positif dan berharap kedepannya agar bisa meningkat lebih baik lagi. Karena tentu akan banyak aktivitas-aktivitas dakwah yang bisa berjalan dengan dana yang terkumpul tersebut. Namun tak jarang juga yang menanggapinya dengan sedikit kritikan.

Berikut beberapa contohnya; Menurut sumber yang tidak mau namanya dicantumkan, “neng mbok ya ora rinci-rinci kae tetep ana laporane” (meskipun tidak terlalu rinci tapi tetap ada laporan,- adm) dan beberapa komentar lain yang senada dengan itu. Dan juga beberapa komentar di media sosial yang tidak sependapat.

Dalam rangkaian Ibadah Sholat Ied di Sendangagung memang tidak pernah ada informasi tentang penyaluran infaq. Di awal hanya hanya pemabacaan hasil zakat, infaq dan sedekah dari masing-masing jamaah yang diiringi merdunya suara takbir.  Yang ada hanya informasi jumlah infaq yang terkumpul saja di penutupan acara.

Ini bukan tentang ikhlas atau tidak, tentu mereka yang memasukkan uangnya ke dalam kantong sangat sadar bahwa itu sudah dicatat sebagai pahala tidak peduli mau disalurkan ke manapun. Tapi ada juga sebagian masyarakat yang perlu penjelasan kemana uang mereka disalurkan. Hendaknya sebagai pengelola infaq bisa memberikan laporan meski sederhana agar kedepan masyarakat semakin mantap untuk berinfaq. (pds_)


Sabilul Muttaqin; Dengan Helikopter, Bawa Pulang Tropi Bergilir !


Salah satu sesi yang dinantikan para peserta takbir Keliling ketika sholat Idul fitri 1 Syawal di Lapangan Sendangagung adalah pengumuman juara Karnaval Takbir . Acara yang digelar PRPM Sendangagung pada Kamis malam itu diambil sampai peringkat ketiga. 

Tibalah MC membacakan para pemenangnya, Juara pertama diraih oleh Jamaah Sabilul Muttaqin Nanggulan dengan perolehan total nilai sebesar 926 poin. Pantaslah kiranya jamaah ini meraih juara, begitu kompak dan penuh semangat tim yang mengusung Helikopter sebagai maskotnya ini .  

Di tempat kedua ada jamaah Ali Sholeh Al Mandzur Mandungan dengan nilai perbedaan nilai yang sangat tipis dari Juara pertama yaitu sebesar 924 poin. Jamaah ini selalu mengundang perhatian, tidak hanya anak-anak dan remaja saja yang ikut serta namun juga Ibu-ibu rumah tangga. 

Dan tempat ketiga di duduki Jamaah Saad Bin Abi waqas Minggir 2  dengan total poin 916. Cukup unik dengan mengusung Tema tentang kisah Nabi Nuh, AS.
Untuk yang belum juara, tetap semangat ! Masih ada kesempatan berikutnya. Meskipun belum masuk peringkat namun Insya Allah mendapat pahala. Fastabiqul Khairat !!! 













Menyibak Kabut pagi; "Tataplah Masa Depan dan Bergembiralah"


Pagi 1 Syawal 1436 H, kabut pagi tadi seakan terbelah oleh luapan jamaah Sholat Idul Fitri di Lapangan Sendangagung. Dengan duduk bershaft rapi menunggu ibadah Sholat Ied sembari melantunkan takbir. Sekitar pukul 07:00 acara dibuka oleh Pembawa Acara (Nugroho Setyawan. Tak berselang lama sholat Idul fitri dimulai dengan Imam Ustadz Ridwan Hamidi, Lc. M.A. Sholat dua rakaat itu seakan berlangsung sangat cepat karena terbuai oleh merdunya lantunan ayat Quran oleh sang Imam. Dalam khutbahnya, khatib mengajak kita untuk bersyukur dan dengan mengingat bahwa ada beberapa saudara kita nun jauh di sana tidak bisa merasakan kenikmatan seperti apa yang kita rasakan. 

Beliau melanjutkan khotbahnya: “... cukup banyak persoalan yang menjadi agenda persoalan bangsa. Dari mulai masalah yang berhubungan dengan ekonomi, politik, sosial dan keagamaan yang semua itu menjadi tanggung jawan dari semua kita, dan masing masing mempunyai peran sesuai dengan porsinya” untuk itu tidak ada salahnya kita mencoba merenungkan beberapa ayat Al Quran yang mungkin bisa menjadi bahan tentang bagaimana kita membenahi beberapa hal yang harus kita benahi. Allah Berfirman: “dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,dan kami akan akan mengumpulkannya di hari kiamat dalam keadaan buta” (Qs. Taha. 124). Khatib menjelaskan Bahwa, semua ini tidak muncul secara tiba-tiba. Ini adalah akibat dari perbuatan dan tingkah manusia yang meninggalkan tuntunan dan syari’at Allah SWT.

Lalu bagaimana kita mencari solusinya ? Allah berfirman : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. Annur. 55)

Solusi dari Firman Allah tersebut di atas adalah penghambaan secara total pasrah secara kepada Allah SWT serta menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup. Bagaimana kita kita memulai menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup ? Allah berfirman : “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Al Isra’. 09). Keyakinan bahwa Al Quran bisa menjadi adalah solusi adalah langkah pertama.

Kembali kepada  Al Quran berarti kita mulai dari membacanya, mencoba untuk meluangkan waktu mengkajinya, Mentadaburinya, dan sedapat mungkin kita mencoba untuk terus mempelajarinya. Allah SWT berfirman : ““kitab Al Quran ini Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka mentadabburi ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.” (As Shad. 29).

Kembali kepada Quran berarti mengamalkannya semaksimal mungkin karena Alquran adalah pelita yang menerangi hidup manusia. Bahkan Al Quran adalah ruh yang menjadikan ruh menjadi lebih hidup. BerartiJuga terlibat dalam belajar dan  mengajarkan Al Quran. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “sebaik-baik kalian adalah yang belajar AL Quran dan mengajarkannya”.

Jika Al Quran adalah tali Allah tempat kita berpegang, maka sungguh berpegang teguhnya  kepada Al Quran akan membimbing kita untuk menyatu-padukan segala potensi dari semua umat yang disayang Allah ini. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” (QS. Ali Imran.103). Dan pertolongan Allah datang berupa kebersamaan orang-orang yang beriman, “Dialah Allah yang memperkuatmu denga dengan pertolongan-Nya bersama orang-orang yang beriman” (QS AL Anfal.62) dan Rasulullah berpesan : “Berpegang-teguhlah kalian dengan jamaah dan hindarilah segala bentuk perpecahan dan perselisihan”

Beliau berpesan : Semoga Allah memberikan kita kelembutan hidayahnya. Ketahuilah bahwa negeri ini adalah anugerah Allah SWT. Bahwa peran para Dai, Kyai, para santri dan peran kaum muslimin untuk mewujudkan kemerdekaan adalah bagian penting dalam perjuangan. Kepada para pemuda Perkuat diri kalian, pantaskan diri memikul amanah perjuangan ketahuilah bahwa kesholehan itu indah karena ia perjuangan dan anugerah ilahi. kejar dan raihlah agar anda berada dalam kabilah para pejuang. Untuk para muslimah;  terimalah salam hormat dan penghargaan kami atas ketegaran anda berpegang teguh dengan Agama ini, menjaga Hijab atau jilbab yang anda kenakan untuk menjadi wanita yang mulia. Wahai para mujahidah, para muslimah jadilah wanita pilihan jadikan jiwamu selembut dan setegar Khadijah, cerdasmu bagaikan Aisyah, keseteiannmu seperti Fatimah dan cita-citamu seperti Aisyah. 

Bagi para dai, marilah kita membangun dan terus memperbaiki diri jangan terlalaikan dengan rutinitas dakwah lalu kita mengabaikan diri sendiri, jangan sampai kita menjadi lilin yang menerangi orang lain tetapi kita justru luluh dan meleleh. Seperti Firma Allah SWT : “Apakah kalian menyeru kepada seluruh manusia sementara kalian melupakan diri kalian sendiri” .

Kepada para pejuang di jalan Allah, “Tataplah masa depan dan bergembiralah, karena pilihan Allah jatuh kepada anda semua untuk ikut terlibat dalam perjuangan ini apapun peran yang anda lakukan”. Itulah beberapa hal yang disampaikan oleh ustadz Ridwan Hamidi, Lc. M.A, dalam Khotbah idul Fitri di Lapangan Sendangagung. 

Lapangan Sendangagung Penuh Takbir


19:30 malam Jum’at  1 Syawal 1436 H, satu persatu jamaah peserta takbir keliling yang diadakan PRPM Sendangagung mulai berdatangan. Perlahan namun pasti suasana lapangan Sendangagung berubah dengan takbir beririingan.

Setelah semua peserta selesai dengan urusan administrasi panitiapun membuka acara dan dimulai dengan pengarahan. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya iringan takbir keliling akan dimulai di Lapangan Sendangagung dan finish di tempat yang sama. 

Terhitung 15 jamaah mengikuti Takbir keliling kali ini. , penuh warna dan beragam bentuk aksesoris. mulai dari Helikopter, Bedug, Wayang bahkan replika Masjid kesayangannya diusung sebagai maskot.

Rute untuk kali ini memang terbilang cukup singkat, namun itu tidak mengurangi kemeriahan dan semangat dari peserta. Semua jelas terlihat dari bagaimana mereka melantunkan takbir dengan kompak. Bahkan ada beberapa jamaah yang setengahnya terdiri dari ibu-ibu. 

Sekitar pukul 22:00 semua peserta sudah sampai di tempat finish. Semua peserta pun langsung kembali ke jamaah masing-masing. Untuk juara baru akan diumumkan keesokan harinya ketika Sholat Ied.  


Kenapa Sholat Idul Fitri dan Idul Adha di Lapangan Sendangagung Serasa Serong Ke Selatan


“Kok saiki serong ngidul ?” salah satu pertanyaan salah satu jamaah sholat Idul fitri 2 tahun lalu. Dan bahkan pertanyaan senada juga masih terlontar sampai sekarang bahkan tidak hanya ketika saat Idul Fitri maupun Idul Adha. Sebenarnya pertannyaan yang wajar bahkan bagi saya sendiri yang menyaksikan langsung proses pelurusan arah kiblat di lapangan Sendangagung. 

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوِهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ -١٤٤-

Artinya: Kami Melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami Palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.(Al Baqarah 144)

Ulama sepakat bahwa menghadap kiblat adalah syarat wajib dalam shalat. Bahkan sampai kepada keputusan bila seseorang mampu melihat bangunan kakbah ketika shalat, maka wajib menghadapnya secara yakin. Yang menjadi perbedaan di kalangan ulama, adalah jika Ka’bah tidak terlihat. Jumhur ulama (kecuali Syafi’iyyah) berpendapat bahwa yang diwajibkan menghadap arah Ka’bah saja. 

Jauh sebelum Mbah Dahlan, sudah ada yeikh Muhammad Arsyad al-Banjari (w. 1227 M), pengarang kitab Sabilal Muhtadiin yang memuat tentang ilmu falak khususnya tentang kiblat. Secara praktis ada beberapa metode untuk menentukan arah kiblat.  (1) menggunakan ilmu ukur segitiga bola, (2) memperhitungkan bayang-bayang kiblat, (3) memanfaatkan momen matahari melintas di atas Kakbah. Dan cara yang ketiga inilah yang digunakan untuk mengukur arah kiblat di lapangan Sendangagung. Dan hasilnya adalah seperti yang kebanyakan orang rasakan bahwa serasa arah kiblat agak serong ke seletan

Karena penasaran sayapun segera membuka google earth untuk mengetahui seperti apa arah yang sebenarnya dari atas. Untuk kemudian menarik beberapa garis seperti gambar disamping.  Dengan GPS dan Google Earth, posisi Ka’bah di Mekkah, Arab Saudi, kini dengan mudahnya dijejak. Seperti ditunjukkan dari Goole Earth, koordinat letak Ka’bah adalah 21º 25′ 21.05” Lintang Utara dan 39º 49’ 34.31” Bujur Timur. Koordinat inilah yang memudahkan untuk melihat apakah posisi kiblat masjid yang ada ini melenceng atau tidak.

Berdasar koordinat di atas saya buat garis-garis bayang seperti gambar di bawah ini. Panah merah adalah arah barat perspeksi orang awam sesuai sudut lapangan, Panah kuning arah barat sesuai sumbu magnet bumi dan Panah biru untuk arah kiblat.  Dan kesimpulannya adalah arah barat yang selama ini dipakai sebagai patokan ternyata sangat melenceng dari arah yang sebenarnya karena hanya berdasar dari anggapan yang sudah dilazimkan selama ini, Wallahu a’lam. semoga bisa memberikan kejelasan dan kemantapan kita. (-pds)

Masihkan Kita Ragu ?


Mulai saya awal gabung di pm...klo gak salah tahun 2013....sy lihat temen2..tetep berjuang dgn penuh semangat walau lelah walau harus mngorbankan jiwa raga bahkan pekerjaan..untuk menolong agama Allah Ta'ala....Insya Allah tdk rugi...Allah pasti mengganti....
 tetap semangat kawan sy yakin pasti bisa...utk terus berkarya terus berjuang walau tertatih...#akubanggaikutpm - (AAz)
dikutip dari Grup Whatsapp PM, Semoga manjadi renungan sekaligus suntikan semangat bagi kita.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُم
Artinya : “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7) 


Kreativitas Dalam Aspek Keimanan & Ketaqwaan Kepada Allah SWT. ; Lomba Anak Soleh PRPM-PRNA Sendangagung



(Ahad, 05 Juli 2015) Pagi ini Gedung Serbaguna Desa Sendangagung kembali riuh.  Anak-anak peserta Lomba Anak Sholeh tengah bersaing dalam acara yang diadakan oleh PRPM-PRNA Sendangagung. 

Menurut ketua panitia, Ridhowan acara ini adalah acara tahunan yang diadakan setiap Bulan Ramadhan. Selain memeriahkan bulan penuh berkah ini, Lomba Anak Sholeh ini juga diadakan  sebagai cara untuk memperbaiki nilai-nilai, norma dan pengembangan bakat, minat, kreativitas dalam aspek keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT  

Acara dimulai kurang lebih pukul 07:30 WIB, Diawali dengan pendaftaran peserta. Ada beberapa cabang yang dilombakan diantaranya adalah, mewarnai gambar, tartil, azan, wudhu, sholat  dan CCA. Dan setelah penjelasan dari panitia 213 peserta memasuki ruang yang telah disiapkan untuk mengikuti lomba sesuai dengan bidangnya. 

Rangkaian lomba ditutup dengan Cerdas Cermat yang mana ada tiga kelompok perwakilan dari tiga jamaah. Dan sebagai pemenang adalah perwakilan dari jamaah  Al munir (Pojok) disusul dari Al Hikmah (bekelan)  dan kemudian Al Muta’alim(Tengahan). Sebelum pembagian hadiah acara diselingi dengan dongeng yang dibawakan dengan sangat ekspresif dan atraktif oleh Ustadz Wawan.(pds,-)

Kakek-kakek dan Revolusi Mental

Akhir-akhir ini sangat ramai di media sosial tentang cerita seorang kakek yang ngetrend dengan sebutan “kakek winnie the pooh”. Adalah seorang pengemis yang seharinya menghasilkan Rp. 500.000, dan memiliki 7 istri serta punya rumah yang bisa dibilang cukup bagus. Yang menarik adalah kakek ini berpura-pura (berlagak) seperti orang yang terkena stroke untuk mendapat simpati dari orang-orang yang kemudian memberinya uang.

Bantahan akhirnya muncul Istri Suwadi (kakek Winnie The Pooh), Karsih, menyebut penghasilan suaminya tidak pasti dan juga tidak benar kalau sampai Rp. 500.000 seharinya hanya 150-300ribu katanya. Dan mengenai istri yang berjumlah 7. Dia mengakui bahwa dia adalah istri yang ke-7 namun ke-6 istri yang lain itu sudah dicerai dan ada yang meninggal. Dan yang terakhir mengenai pura-pura stroke, dia menjelaskan bahwa Suaminya memang pernah stroke namun sekarang sudah sembuh. Meskipun bantahan itu tidak mengubah fakta bahwa kakek ini mencari suap nasi dari simpati orang.

Yang  saya temui sendiri satu hari sebelum ramadhan kemarin, ketika itu pukul setengah sepuluh malam di jalan Godean km.X. Karena ada sesuatu yang harus saya beli maka saya mampir di sebuah mini market. Setelah keluar dari mini market tersebut ada seorang kakek (sekitar 60 tahun) dengan sepeda ontel menghampiri saya , kemudian dia berkata “mas nyuwun kagem tumbas nasi” (mas minta buat beli nasi). Pikiran saya teringat kisah yang lalu ketika ada seorang kakek-kakek menempuh perjalanan dari Purworejo ke Klaten untuk menjenguk cucunya yang sakit dan di perjalanan pulang dia kehabisan bekal. Lalu tanpa berkata-kata saya berikan beberapa lembar dari saku saya.

Terdorong rasa penasaran saya akhirnya tanyakan dimana kakek ini tinggal, lalu di jawab bahwa dia tinggal di jalan wates Km Y. Kira-kira hanya berjarak 5 Km dari mini market tersebut. Merasa masih ada yang mengganjal saya tanyakan tujuannya, dengan santainya kakek ini menjawab “namung mlampah-mlampah kok mas, timbang turu sore” (hanya jalan-jalan kok mas daripada tidur sore). Betapa mengejutkannya jawaban kakek ini. Orang seusia dia ini di tempat saya tinggal masih kuat mengayuh sepeda sambil memanggul cangkul ke sawah, lha ini kok ada yang lebih kuat malah enak-enak nongkrong sambil minta-minta. Sedikit kesal kemudian saya tinggalkan kakek ini, mungkin lain kali perlu dikorek lagi siapa tahu ada alasan yang lebih logis.

Islam memang tidak mengharamkan untuk menjadi peminta-minta apabila memang mempunyai alasan-alasan yang dibenarkan, semisal memang terkena musibah sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan bukan dengan cara berpura-pura untuk mendapat simpati apalagi hanya iseng semata. Saya pikir untuk si kakek Winnie the Pooh,dari penghasilannya sudah cukup sebagai modal untuk membuat usaha yang lebih membuatnya terhormat dari pada minta-minta.

Hal yang bertolak belakang dari 2 kakek di atas, dari sebuah grup chat teman saya membagikan capture layar tv bahwa ada seorang kakek di semarang yang rutin membagikan nasi bungkus setiap jumat. Kakek ini punya 3 anak dan 10 cucu berprofesi sebagai guru mengaji bagi anak-anak sekitar, penghasilannya hanya sekitar Rp 800.000 perbulan. Dari setengah penghasilan itu beliau menyisihkan beberapa rupiah untuk membeli nasi bungkus kemudian membagikanya.

Jalan kehidupan ini memang bukan suatu hal yang bisa dipahami dengan keterbatasan kita sebagai manusia. Ada beberapa orang yang dianugerahi dengan berbagai kemudahan semenjak dari lahir. Besar, masuk sekolah dan meraih cita-cita yang diimpikannya, pensiun dan hidup tenang. Di sisi yang lain ada juga yang sudah berusaha mati-matian namun tidak mendapat hasil yang memuaskan. Karena itu tidak jarang kita temui mereka yang memilih jalan pintas. Namun selama kita meyakini bahwa mencari nafkah adalah ibadah insya Allah semakin berat usaha kita, pahalanya pun akan semakin besar.  Dan untuk masalah dua kakek yang saya ceritakan di awal itu, sepertinya revolusi mental itu masih belum menjangkau mereka. 


Memarkir kendaraan di badan jalan bisa jadi adalah kezaliman _ ‪#‎PikirSebelumParkir‬

Hal yang cukup menguji kesabaran kita dijalan adalah kemacetan. Meskipun belum separah dikota-kota besar namun itu sudah cukup membuat kita harus membuat perhitungan waktu yang jeli sebelum bepergian. Pagi ketika semua orang punya satu tujuan untuk datang secepatnya ke tempat kerja, dan sore ketika masih sama-sama tidak sabar untuk bertemu dengan keluarga tercinta di rumah. Itulah puncaknya kepadatan lalin.

Dan yang membuat jengkel adalah jika kemacetan itu terjadi hanya karena banyaknya kendaraan yang diparkir di badan jalan. Parahnya tanpa disadari ini menjadi sebuah kebiasaan. Yang perlu kita sadari bersama adalah bahwa kebiasaan memarkir kendaraan dibadan jalan ini adalah salah satu bentuk kezoliman. dan Rasulullah telah memperingatkan kita tentang bagaimana adab-adab di jalan.
“Waspadailah oleh kalian duduk-duduk di jalan” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, kita tidak dapat meninggalkan duduk-duduk kita, sebab kita semua bercakap-cakap disitu.” Rasulullah -Shallalahu ‘alaihi wa sallam- bersabda; “Jikalau kalian enggan, melainkan tetap ingin duduk-duduk disitu, maka berikanlah jalan itu haknya.” Mereka bertanya: “Apakah haknya jalan itu, ya Rasulullah?” Beliau bersabda: “Yaitu menundukkan pandangan, menghilangkan gangguan di jalan, menjawab salam, memerintahkan kebaikan dan melarang dari kemungkaran.” (Muttafaq ‘alaih)
Poin penting dari hadits di atas adalah "menghilangkan gangguan di jalan". Halangan di jalan itu bisa bermacam-macam dari yang kecil seperti batu, paku atau apapun yang sekirannya bisa membahayakan pengguna jalan. Dan jika belum bisa menghilangkan gangguan-gangguan itu hal terkecil yang bisa kita lakukan adalah tidak menambah gangguan di jalan. Salah satu contohnya adalah dengan memarkir kendaraan kita di tempat yang tidak mengganggu lalu-lintas. 





Pelantikan PRPM & PRNA Sendangagung


Ahad, 14 Juni 2014 Pukul 08:00 di Gedung Serbaguna Sendangagung. Sebuah agenda yang sudah ditunggu-tunggu, yaitu pelantikan Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah dan Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah. Acara dimulai dengan penampilan Hamasah dengan membawakan lagu dari Raihan dengan judul Demi Masa.  Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan Mars Pemuda Muhammadiyah dan Mars Nasyiatul Aisyiyah secara bersama-sama.

Acara juga dihadiri oleh ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bpk. Drs.Ahmad Janadi, M.Pd. Dimana dalam kesempatan ini beliau memberi nasehat tentang bagaimana peran pemuda dalam dakwah di Sendangagung. Tentang bagaimana mengelola sebuah  organisasi sehingga dakwah menjadi efisien. Terakhir beliau juga menyampaikan bahwa dakwah itu bukanlah jalan yang mulus namun penuh dengan rintangan dan godaan, namun "Barang siapa berpegang teguh pada tali Allah. Allah akan meneguhkan kedudukanmu" mengutip dari Surah Muhammad ayat 7.

Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah periode 2014-2015


Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2015

Kemudian acara inti yaitu peresmian Pengurus Periode 2014-2018 serta pengambilan janji dilaksanakan oleh Bpk. Eko Triyanto (Ketua PCPM Minggir) untuk PRPM dan Sdri. Wening Endah S (Ketua PCNA Minggir) untuk PRNA. 

Meski Berlangsung singkat namun tidak mengurangi kekhidmatan acara ini. Selamat bertugas untuk rekan-rekan PRPM dan PRNA Sendangagung.  Fastabiqul Khairat, al birru manittaqa. 


Kajian PRPM Sendangagung Jum’at 12 Juni 2015

Jum’at 12 Juni 2015, seperti biasa setiap dua pekan sekali kajian PRPM Sendangagung diadakan. Bertempat di rumah Sdr. Riswanto, Minggir 3. Kajian dimulai dengan tadarus Al quran yang dipimpin oleh Sdr. Joko dan diteruskan dengan pembacaan Riyadhus Sholihin oleh Sdr. Ridhowan dengan topik “Kenikmatan Iman” 

Pada kesempatan kali ini Iftitah disampaikan oleh Ketua PRPM Sendangagung dengan Judul 5 Kebiasaan Generasi terbaik diantaranya adalah. 1) luzumul jama'ah (menetapi jama'ah), 2)mengikuti sunnah 3) Tilawatil qur'an(sering berinteraksi dgn al-qur'an). 4)memakmurkan masjid. 
5)jihad fisabilillah

Inti kajian: ust Sofyan Efendy
  • Allah membuat pagelaran puasa utk pembersihan jiwa(tazkiyatun nufus)
  • membuat pndidikan yg lbih baik bagi yg beriman
  • memanfaatkan sebaik-baiknya
  • berbanding lurus dengan umur...smakin berumur smakin berilmu..lebih dewasa. Ketaqwaan seseorang bisa mengalahkan yang berumur. Syaratnya adalah : berilmu, mujahadah (kesungguhan), berjamaah
Demikian ringkasan kajian pada kali ini. semoga bermanfaat. 

Bukan pengangguran... !

Sayup bulan sehabis purnama menjelang tengah malam, masih terdengar riuh dari sebuah rumah di pinggir kali progo. Beberapa pemuda tampak sangat sibuk berdiskusi. Mereka adalah pengurus baru PRPM Sendangagung hasil musyawarah ranting tanggal 23 Mei yang lalu. 

Seperti tak kenal lelah, dengan rapi mereka merancang beberapa agenda yang harus segera dipersiapkan. Yang terdekat adalah pelantikan kepengurusan baru. Detail acara disusun dengan teratur beserta pembagian tugasnya. Bahkan tak hanya sampai di situ, kepanitiaan hari besar nanti juga sudah tersusun.

Mengagumkan sekali, ditengah berbagai kesibukan mereka masih bisa menyempatkan waktu untuk memikirkan dakwah. Mereka ini bukanlah pengangguran. Ada yang sekolah, kuliah, bekerja dan ada juga yang berwirasta. Mereka ini orang-orang sibuk dengan segala masalah, dari masalah sekolah, kuliah bahkan pubertas. 

Setelah dilantik nanti secara resmi mereka akan mengemban amanah dakwah di Sendangagung khususnya kalangan anak muda. Tunggu saja gebrakan-gebrakan tunas-tunas muda penuh semangat ini. 

Pengurus baru PRPM Sendangagung

Setelah sepekan sebelumnya mengadakan outbond, PRPM Sendangagung mengadakan musyawarah ranting.  Acara dilaksanakan pada tanggal 23 mei 2015 bertempat di Sd Muhammadiyah Tengahan. Musyawarah ini digelar karena masa jabatan kepengurusan yang lalu telah berakhir.

Acara dimulai pukul 16:00 WIB dan dihadiri tidak kurang dari dua puluh dua orang. Pada tahap pertama yaitu pemilihan dewan formatur yang mana dewan ini bertugas untuk menetapkan pengurus. terpilih 9 orang yang masuk dalam dewan formatur ini  , Giyadi, Iswantara, Joko yulianto, Agus Ahmad, Hendro, supriyadi, Anggi Putra R.B, Ridhowan, Nugroho dan Agung.

Dan pukul 22:00 terbentuklah pengurus baru periode 2014-2018 sebagai berikut :
   Ketua 1 : Giyadi
   Ketua 2 : Iswantara
   Sekretairs 1: Joko yulianto
   Sekretaris 2: Agus Ahmad
   Bendahara : Nur Cahyo Hendro
   Bid Dakwah: Supriyadi
   Bid Kaderisasi: Anggi Putra R.B.
   Bid GA: Ridhowan
   Bid Kokam: Arif Munandar.
   Bid Kominfo:Nugroho S.

Mereka inilah yang akan menyemarakkan dakwah di Sendangagung 4 tahun mendatang. Saya pribadi optimis bahwa mereka ini akan jauh lebih baik dari pengurus yang sebelumnya. Ketika bersama mereka sangat terasa sekali bagaimana semangat besar terpancar. fastabiqul khairat,-

suasana musyran

Jembatan Kreo Bergetar; Outbond PRPM-PRNA Sendangagung

Pagi ini PRPM-PRNA sendangagung melaksanakan outbond, acara ini merupakan  rangkaian musyran prpm-prna sendangagung. Pukul 8 pagi acara ini dimulai dengan diikuti sekitar 40 peserta dari berbagai jamaah di Sendangagung. 

Tujuan dilaksanakannya outbond ini adalah untuk memberikan suntikan semangat dalam menghadapi musyran nanti. Tak ketinggalan acara juga diikuti diikuti oleh ketua PCPM (Eko T) dan ketua PCNA (Wening E.S). Dalam sesi ramah tamah ketua PCPM Minggir menegaskan bahwa outbond ini bukanlah untuk membuang-buang waktu, namun ini adalah cara untuk memanfaatkan waktu.







Kader-kader Terbaik Telah Pergi



Setiap generasi punya masanya sendiri-sendiri. satu demi satu pasti akan pergi. Kemudian datanglah para pengganti. Maka kaderisasi menjadi tulang punggung pergerakan. Sebab kadangkala komitmen beraktif di gerakan dakwah harus berhadapan dengan realitas kehidupan yang juga menuntut untuk dijalani.



Setelah ‘kehilangan’ beberapa kadernya untuk berkarya di luar daerah. Hari ini, Ahad (3/5/2015) PRPM Sendangagung kembali harus ‘kehilangan’ salah satu kader terbaiknya, Ridhowan. Melalui akun facebook pribadinya, Mas Ridhowan mengkonfirmasi bahwa ia akan segera merantau. Malam sebelumnya, masih sempat bertemu dan berbincang di Rumah Pak Indra dalam kajian Pemuda Muhammadiyah Sendangagung gabungan senior dan yunior.

Mas Ridhowan sebelumnya diharapkan bisa menjadi salah satu kandidat ketua PRPM Sendangagung dalam musyran yang akan digelar sebentar lagi. Kondisi akan menjadi tantangan tersendiri bagi PRPM Sendangagung. Setelah sebelumnya secara berturut-turut para kader merantau, David, Toni, Defri, Marwan, dan lainnya.

Kenangan Kemah di Pantai Glagah



Posisi terakhir Ridhowan ialah menjadi koordinator Persatuan Bulu Tangkis Pemuda Muhammadiyah (PBPM) menggantikan Mas Marwan. Selamat berkarya untuk Mas Ridhowan, dimanapun berada semoga kebaikan-kebaikan yang didapatkan saat bermuhammadiyah tetap bisa dilaksanakan. Semoga ada keberkahan dalam setiap keadaan.

Rahasia Sukses Pengkaderan Ala Rasulullah

Kajian rutin kali ini, Sabtu 2 Mei 2015 (13 Rajab 1436 H) bertempat di Rumah Pak Indra.  Sedikit berbeda dari biasanya karena kali ini digabungkan antara senior dan junior. Mereka yang hadir Indra, Aris, Eko, Arif, Hendro, Udin, Agung, Giyadi, Agus dan Ridhowan.

Dibuka dengan tilawah, pembacaan Riyadhus Shalihin dan iftitah oleh mas Iswantoro tentang rencana pra Musyran, dimana para senior diharapkan keikutsertaannya.

Untuk kajian inti di jelaskan mengenai tahapan-tahapan pengkaderan yang dilakukan Rasulullah,  diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Tabligh/Taklim, adalah tahap dimana merubah dari jahiliyah (tidak tahu tentang kebenaran) kepada ma’rifah (tahu atau mengenal kebeneran). 
  • Tahap Ta’wim, pada tahap ini bertujuan untuk merubah dari ma’rifah (tahu kebenaran) kepada harokah (pergerakan). mereka yang sudah mengetahui kebenaran haruslah menuju kepada kesadaran selanjutnya yaitu menyebarkan kebenaran tersebut.
  • Tanfidz (penataan). Sebuah gerakan haruslah ditata agar lebih terarah dan efektif. 
Demikian yang bisa saya tuliskan, semoga bermanfaat. 

Ketika Kepercayaan Kita Kepada seseorang disalah gunakan..!!

Unek-unek, mungkin seperti magma dalam perut bumi dengan tekanan tinggi yang siap meledakkan bumi seisinya. Allah dengan ketetapanya membuat suatu sistem agar tekanan itu bisa berkurang dengan adanya gunung berapi. Otak manusia mungkin tak jauh berbeda, kompleksnya masalah kadang membuat tekanan yang luar biasa hebatnya. Muncullah “curhat” sebagai sebuah cara manusia untuk mengeluarkan unek-unek yang memenuhi otak.

Hal itulah yang mendasari manusia untuk berinteraksi. Masalah kemudian muncul ketika otak sudah penuh dengan unek-unek namun kita tidak juga bertemu dengan orang yang bisa mendengar unek-unek kita. Atau mungkin juga kita dalam keadaan yang mana mengharuskan kita terkurung berhari-hari didalam kamar. Untunglah kini kita dimudahkan dengan banyaknya media sosial sebagai ajang untuk menyalurkan keluh kesah kita. Tidak peduli orang yang membaca status, tweet atau apalah namanya, faham dengan apa yang kita tulis. 


Judul diatas adalah sebuah kutipan dari status facebook salah satu anggota PRPM Sendangagung. Tentu saya tidak faham juga maksudnya apa. Tapi itulah yang membuat saya mengurungkan menulis status, karena melihat status yang begitu miris itu membuat saya tersadar ternyata apa yang akan saya tulis tidak ada artinya dibanding status tersebut. 


Namun, dari status si fulan itu setidaknya ada hal yang membuat saya merenung. Tentang Kepercayaan, Amanah. Ternyata masih banyak amanah-amanah yang tidak dilaksanakan dengan baik. Sebagai muslim kita dituntut untuk selalu menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab. Amanah bukan hanya tentang materi, melainkan berkaitan dengan segala hal, seperti memenuhi tuntutan Allah adalah amanah, bergaul dengan manusia dengan cara yang terbaik adalah amanah. Semoga bermanfaat. (revised)  


Dari Kerupuk, Ilmu dan Amal

23:36, Tetesan  air hujan berharmoni dengan daun-daun mirip  melodi nana bobo hehe. Orang normal tentu sudah lelap dalam hangat selimutnya, bermimpi keliling dunia,  selpie-selpian di kutub utara atau berjemur di hawai. Ah... namun sepertinya saya kurang beruntung. Melihat kondisi kamar yang porak-poranda hilang sudah nafsu tidur dan dimulailah kerja bakti dimalam hari. Ini mungkin akibat yang ditimbulkan dari obrolan Jum’at malam lalu. Awalnya adalah gladi bersih pelantikan PCPM & PCNA yang kemudian dilanjutkan dengan obrolan kerupuk. Kenapa saya sebut sebagai obrolan kerupuk, setidaknya 3 orang ini hidupnya sangat erat dengan kerupuk. Satu orang seorang pengusaha kerupuk rambak, satunya lagi pernah berjibaku jualan kerupuk singkong dan satunya lagi pemakan krupuk :D  

Yang terekam di ingatan saya adalah bagaimana Pak Eko mengkritisi bagaimana cara kita beramal. Contoh saja, kita dianjurkan untuk menanam,  “tiadalah bagi seorang muslim yang menanam suatu tanaman, atau menanam pohon, lalu sebagian hasilnya dimakan burung atau manusia atau binatang ternak, kecuali hal tersebut merupakan sedekah baginya” (HR, Bukhari & Muslim) Tapi justru mereka yang bahkan tidak mengerti tentang pahala, dengan penuh semangat menanam pohon beberapa waktu lalu. Dalam HR muslim juga disebutkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, namun kadang kita masih saja buang sampah sembarangan dan lain sebagainya. Nah karena itulah saya akhirnya terpaksa kerja bakti dimalam hari hehehe...  

Itu hanya contoh kecil saja dan dapat dengan mudah dipraktekkan. Tapi apakah hanya itu saja ilmu yang kita dapat selama ini, tanpa dihitung pun sudah ketemu jawabanya. Saya sendiri kadang lupa bahwa hakekat mencari ilmu itu untuk kemudian diamalkan. Ngaji sana-sini namun masih tidak jelas juga apa saja yang diamalkan. Tapi jangan diartikan tidak perlu ngaji kalau hanya tidak diamalkan lho ya, itu sih mulut-mulut setan di luar sana yang ngomong. Setidaknya ada wujud nyata meskipun kecil namun pasti dan jelas. Karena ilmu itu haruslah berbuah amal, orang berilmu tanpa beramal bagai pohon tidak ada buahnya (Ibnul Qayim). Bahkan dalam hadits sendiri disebutkan bahwa “orang yang tidak mengamalkan ilmunya akan mendapat siksa yang keras ke akhirat kelak”

Jika kita baca sirah, banyak sekali contoh bagaimana semangat para sahabat  dalam beramal. Banyak contoh dan keteladanan yang bisa kita ambil dari kisah mereka. Ah... mereka kan orang-orang pilihan yang dibimbing langsung oleh Rasulullah !. Hmmm memang ada saja alasan bagi orang males seperti saya. Ok, saya ambil contoh yang dekat saja. Indra Mulyani, sebenernya masih banyak contoh lain , tapi untuk kali ini saya ambil pak Indra saja. Sedikit cerita, ketika awal-awal saya ikut kajiannya PM  ada beberapa orang tua yang dengan khusuk ikut duduk bersama kami. Dari situ saja saya sudah curiga. Apa yang membuat orang-orang tua ini masih mau duduk bersama anak-anak muda yang bahkan umurnya sebaya dengan anaknya sendiri. Dari situ saya mulai menngamati Pak Indra ini.

Setiap harinya pak indra ini sibuk dengan usaha kerupuk rambaknya, pagi ketika saya berangkat, beliau sudah sibuk mencari panas matahari untuk mengeringkan bakal kerupuknya. Dan malam ketika saya pulang tidak jarang saya bareng dia yang tengah mendistribusikan kerupuknya di daerah seyegan. Dan yang membuat saya heran, orang ini jarang sekali terlambat dalam setiap pertemuan. Juga dalam setiap kegiatan baik di ranting, cabang bahkan di Daerah. Sekedar info, pak indra ini tidak begitu saja sukses dengan kerupuk rambaknya, kalau mau sedikit detil ceritanya bisa jadi satu buku dengan 500 halaman sendiri hehe... Orang yang pernah kuliah teknik sipil ini pernah menjajal berbagai usaha, pernah dulu dia buka angkringan. Samar-samar saya ingat dulu angkringan masih belum begitu dikenal di tempat-tempat terpencil seperti ini. Ide kemudian muncul, dia mencoba membuat kerupuk rambak berbekal sebuah buku resep masakan. Dengan beberapa kali kegagalan dan juga tekanan batin. Woo... jangan salah, budaya sekitar saya masih menganggap orang-orang seperti pak indra ini aneh, apalagi anak muda. Wajarnya "mumpung masih muda itu mbok ya pergi ke korea atau malaysia" begitu kata kebanyakan orang. Dari cerita pak Indra saja saya bisa membayangkan bagaimana raut muka orang-orang dengan komentar sinisnya. 

Butuh perjuangan keras hingga akhirnya bisa menjadi seperti ini. Kini setidaknya ada beberapa karyawan yang harus digaji oleh pak Indra. Dan tentu semakin besar usaha semakin bertambah pula kesibukannya, namun itu tidaklah membuat Pak Indra menghilang dari pergerakan. Justru dialah salah satu orang yang ide-idenya untuk memberi manfaat bagi umat selalu mengalir. Tak hanya sekedar ide namun juga praktek di lapangan. Sebut saja Gerakan Dana Ta’awun, kemudian juga beberapa kegiatan Kokam seperti melempar pisau dan memanah. Masih banyak sebenernya kalau mau ditulis tentang sosok yang baru saja dilantik jadi Komandan Operasional KOKAM Minggir ini. Yang saya ambil pelajaran dari pak Indra dengan rambaknya ini adalah bagaiamana beliau tidak pernah menunggu untuk menerapkan Ilmu yang baru didapatnya. Karena salah satu cara untuk menjaga ilmu adalah dengan mengamalkannya. “Seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat nanti hingga ia ditanya tentang empat hal -diantaranya-: tentang ilmunya, apa yang telah ia amalkan darinya.” [HR: At-Tirmidzy].--





SUKSES ! Pelantikan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Minggir

Telah Resmi Dilantik Pengurus Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Minggir, Ahad 26 April 2015 (06 Rajab 1436 H) di aula kecamatan Minggir. Ada 52 nama dalam kepengurusan 2014-2018 ini, berikut daftar lengkapnya :

PIMPINAN PEMUDA MUHAMMADIYAH CABANG MINGGIR
PERIODE 2014 – 2018

Acara dilanjutkan launching Gerakan KOIN DAKWAH. sebuah gerakan tabungan untuk membantu dakwah di Minggir. Beberapa dokumentasi bisa dilihat di sini

Lagu 'Tuhan' oleh Nasyid Hamasah

Video Penampilan Nasyid Hamasah dalam Pelantikan PCPM-PCNA. Meski dengan kondisi kurang siap, Nasyid Hamasah tetap tampila dalam pelantikan PCPM-PCNA Kecamatan Minggir, Ahad (26/4/2015) di Aula Kecamatan Minggir. Membawakan tiga lagu umum dan tiga mars. Masing-masing lagu ‘Tuhan’, ‘Sajadah Panjang’ (Bimbo) dan ‘Bila Waktu’ (Opick). Tiga mars, ‘Sang Surya’, Mars Nasyiatul ‘Aisyiah dan Mars Pemumda Muhammadiyah. (Via:PCPM MINGGIR)

Inilah di antara penampilan video Nasyid Hamasah. Membawakan Lagu ‘Tuhan’ karya Bimbo.

Apakah Kartini ...

Sore tadi, di sebuah rumah makan dekat jalan Imogiri barat terjadi obrolan yang mengalir begitu saja yang kemudian sampai kepada masalah poligami. Ada beberapa perempuan muda yang bertanya tentang poligami, yang mana kemudian dijelaskan oleh teman saya yang sehari-hari tak kurang dari satu juz Al Quran dia baca. Hanya sesekali saja saya menambahi, ndak baik orang seperti saya njelasin masalah poligami satu saja belum dapet-dapet :D. Meskipun sudah dijelaskan panjang dan lebar, dari raut mukanya sepertinya mereka masih tidak bisa faham. Atau mungkin mungkin memang tidak mau memahami. Wajar juga sebenernya kalau mereka susah untuk memahami apa yang dijelaskan teman saya. Karena memang tidak ada berita di media-media yang bilang poligami itu enak bagi wanita, sebagai bukti penjelasan teman saya itu. 

Daripada saya pusing mendingan saya konsentrasi pada sambel welut yang ada di piring. Meskipun masih tetap saja terdengar bagaimana si mbaknya ini terus bertanya seperti orang lapar, padahal sudah ada makanan didepannya. Pertanyaannya sih tidak jauh-jauh dari  kenapa kok bisa, kok mau-maunya ada wanita mau dipoligami. Ah bosan saya sama pertanyaan seperti itu paling-paling saya cuman emosi ngadepin orang kayak gini. Tapi Si bapak dari tiga anak itu juga masih dengan sabar menjelaskan apa yang jadi pertanyaan-pertanyaan si mbak. Hingga tak terasa perut saya terasa perih sekali karena kebanyakan makan sambel welut, lanjut dengan ikan gabus hehehe. Kenapa saya malah cerita tidak jelas begini ya.

Akhirnya selesai juga tanya jawab itu dan si mbak cerita ngalor-ngidul tidak jelas. Hingga kemudian ada sebuah peryataan yang tidak tau itu guyonan apa serius dimana si mbak ini berkeinginan punya anak. Tidak ada yang salah dengan punya anak,  cuman caranya itu yang sedikit membuat telinga saya sedikit bergetar. Mbaknya ini masih single dan tidak ada rencana menikah atau kepikiran menikah, adopsi adalah pilihan pertama tapi karena prosedurnya susah maka ada opsi berikutnya. Yang kedua tentu dengan punya anak yang dilahirkan sendiri tapi juga tidak usah menikah. Wah , ini orang sepertinya memang aneh. Kemudian dia mengemukakan alasanya kenapa punya keinginan seperti itu. Biasa banget sebenernya, tidak percaya kalau masih ada laki-laki yang baik setidaknya menurut dia. Trauma sih katanya tidak.

Bagaimana dia bisa sampai berfikiran seperti itu? Entahlah,  perlu waktu lama kalau mau menyelidiki orang semacam ini. Saya jadi kepikiran dengan sebuah gambar di tembok ketika SD dulu, seorang wanita dengan pakaian khas Jawa warna hitam lengkap dengan konde, yang waktu itu saya pikir Mona Lisa versi Jawa hehe. Siapa lagi kalau bukan R.A Kartini. Kira-kira adakah hubungannya atau tidak, ide-ide aneh seperti ini dengan surat-suratnya R.A Kartini. Saya tidak punya jawabanya, untuk itulah saya bertanya :D.. Bisa juga saya hanya terbawa suasana karena ini sudah tanggal 20 April.

(ini hanya cerita wong kurang turu, jangan dipikir terlalu serius apalagi sampai tidak makan dan tidak tidur)