Unek-unek, mungkin seperti magma dalam perut bumi dengan tekanan tinggi yang siap meledakkan bumi seisinya. Allah dengan ketetapanya membuat suatu sistem agar tekanan itu bisa berkurang dengan adanya gunung berapi. Otak manusia mungkin tak jauh berbeda, kompleksnya masalah kadang membuat tekanan yang luar biasa hebatnya. Muncullah “curhat” sebagai sebuah cara manusia untuk mengeluarkan unek-unek yang memenuhi otak.

Hal itulah yang mendasari manusia untuk berinteraksi. Masalah kemudian muncul ketika otak sudah penuh dengan unek-unek namun kita tidak juga bertemu dengan orang yang bisa mendengar unek-unek kita. Atau mungkin juga kita dalam keadaan yang mana mengharuskan kita terkurung berhari-hari didalam kamar. Untunglah kini kita dimudahkan dengan banyaknya media sosial sebagai ajang untuk menyalurkan keluh kesah kita. Tidak peduli orang yang membaca status, tweet atau apalah namanya, faham dengan apa yang kita tulis. 


Judul diatas adalah sebuah kutipan dari status facebook salah satu anggota PRPM Sendangagung. Tentu saya tidak faham juga maksudnya apa. Tapi itulah yang membuat saya mengurungkan menulis status, karena melihat status yang begitu miris itu membuat saya tersadar ternyata apa yang akan saya tulis tidak ada artinya dibanding status tersebut. 


Namun, dari status si fulan itu setidaknya ada hal yang membuat saya merenung. Tentang Kepercayaan, Amanah. Ternyata masih banyak amanah-amanah yang tidak dilaksanakan dengan baik. Sebagai muslim kita dituntut untuk selalu menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab. Amanah bukan hanya tentang materi, melainkan berkaitan dengan segala hal, seperti memenuhi tuntutan Allah adalah amanah, bergaul dengan manusia dengan cara yang terbaik adalah amanah. Semoga bermanfaat. (revised)