Pagi 1 Syawal 1436 H, kabut pagi tadi seakan terbelah oleh luapan jamaah Sholat Idul Fitri di Lapangan Sendangagung. Dengan duduk bershaft rapi menunggu ibadah Sholat Ied sembari melantunkan takbir. Sekitar pukul 07:00 acara dibuka oleh Pembawa Acara (Nugroho Setyawan. Tak berselang lama sholat Idul fitri dimulai dengan Imam Ustadz Ridwan Hamidi, Lc. M.A. Sholat dua rakaat itu seakan berlangsung sangat cepat karena terbuai oleh merdunya lantunan ayat Quran oleh sang Imam. Dalam khutbahnya, khatib mengajak kita untuk bersyukur dan dengan mengingat bahwa ada beberapa saudara kita nun jauh di sana tidak bisa merasakan kenikmatan seperti apa yang kita rasakan. 

Beliau melanjutkan khotbahnya: “... cukup banyak persoalan yang menjadi agenda persoalan bangsa. Dari mulai masalah yang berhubungan dengan ekonomi, politik, sosial dan keagamaan yang semua itu menjadi tanggung jawan dari semua kita, dan masing masing mempunyai peran sesuai dengan porsinya” untuk itu tidak ada salahnya kita mencoba merenungkan beberapa ayat Al Quran yang mungkin bisa menjadi bahan tentang bagaimana kita membenahi beberapa hal yang harus kita benahi. Allah Berfirman: “dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,dan kami akan akan mengumpulkannya di hari kiamat dalam keadaan buta” (Qs. Taha. 124). Khatib menjelaskan Bahwa, semua ini tidak muncul secara tiba-tiba. Ini adalah akibat dari perbuatan dan tingkah manusia yang meninggalkan tuntunan dan syari’at Allah SWT.

Lalu bagaimana kita mencari solusinya ? Allah berfirman : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. Annur. 55)

Solusi dari Firman Allah tersebut di atas adalah penghambaan secara total pasrah secara kepada Allah SWT serta menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup. Bagaimana kita kita memulai menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup ? Allah berfirman : “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Al Isra’. 09). Keyakinan bahwa Al Quran bisa menjadi adalah solusi adalah langkah pertama.

Kembali kepada  Al Quran berarti kita mulai dari membacanya, mencoba untuk meluangkan waktu mengkajinya, Mentadaburinya, dan sedapat mungkin kita mencoba untuk terus mempelajarinya. Allah SWT berfirman : ““kitab Al Quran ini Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka mentadabburi ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.” (As Shad. 29).

Kembali kepada Quran berarti mengamalkannya semaksimal mungkin karena Alquran adalah pelita yang menerangi hidup manusia. Bahkan Al Quran adalah ruh yang menjadikan ruh menjadi lebih hidup. BerartiJuga terlibat dalam belajar dan  mengajarkan Al Quran. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “sebaik-baik kalian adalah yang belajar AL Quran dan mengajarkannya”.

Jika Al Quran adalah tali Allah tempat kita berpegang, maka sungguh berpegang teguhnya  kepada Al Quran akan membimbing kita untuk menyatu-padukan segala potensi dari semua umat yang disayang Allah ini. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” (QS. Ali Imran.103). Dan pertolongan Allah datang berupa kebersamaan orang-orang yang beriman, “Dialah Allah yang memperkuatmu denga dengan pertolongan-Nya bersama orang-orang yang beriman” (QS AL Anfal.62) dan Rasulullah berpesan : “Berpegang-teguhlah kalian dengan jamaah dan hindarilah segala bentuk perpecahan dan perselisihan”

Beliau berpesan : Semoga Allah memberikan kita kelembutan hidayahnya. Ketahuilah bahwa negeri ini adalah anugerah Allah SWT. Bahwa peran para Dai, Kyai, para santri dan peran kaum muslimin untuk mewujudkan kemerdekaan adalah bagian penting dalam perjuangan. Kepada para pemuda Perkuat diri kalian, pantaskan diri memikul amanah perjuangan ketahuilah bahwa kesholehan itu indah karena ia perjuangan dan anugerah ilahi. kejar dan raihlah agar anda berada dalam kabilah para pejuang. Untuk para muslimah;  terimalah salam hormat dan penghargaan kami atas ketegaran anda berpegang teguh dengan Agama ini, menjaga Hijab atau jilbab yang anda kenakan untuk menjadi wanita yang mulia. Wahai para mujahidah, para muslimah jadilah wanita pilihan jadikan jiwamu selembut dan setegar Khadijah, cerdasmu bagaikan Aisyah, keseteiannmu seperti Fatimah dan cita-citamu seperti Aisyah. 

Bagi para dai, marilah kita membangun dan terus memperbaiki diri jangan terlalaikan dengan rutinitas dakwah lalu kita mengabaikan diri sendiri, jangan sampai kita menjadi lilin yang menerangi orang lain tetapi kita justru luluh dan meleleh. Seperti Firma Allah SWT : “Apakah kalian menyeru kepada seluruh manusia sementara kalian melupakan diri kalian sendiri” .

Kepada para pejuang di jalan Allah, “Tataplah masa depan dan bergembiralah, karena pilihan Allah jatuh kepada anda semua untuk ikut terlibat dalam perjuangan ini apapun peran yang anda lakukan”. Itulah beberapa hal yang disampaikan oleh ustadz Ridwan Hamidi, Lc. M.A, dalam Khotbah idul Fitri di Lapangan Sendangagung.