Ini hanya sekedar tulisan asal-asalan, sama sekali tidak ada hubungannya dengan musycab ataupun musyran yang sebentar lagi digelar apalagi dengan pilkades atau pilbub yang tidak lama lagi diselenggarakan. Pun juga bukan efek berbagai macam bisnis online yang sedang booming yang mana orang ramai-ramai membuat blognya jadi hidup. ini hanya sekedar memanfaatkan blog yang ngaggur syukur-syukur bisa memberi sedikit manfaat.

Dalam acara sepeda gembira dalam rangka menyemarakkan musycab PCPM Minggir Ahad 1 Maret 2015 ada satu sesi acara yang saya nantikan. Apalagi kalau bukan penampilan hamasah. Semacam band dengan lirik-lirik religi. Ada juga yang menyebutnya nasyid. Meskipun pada akhirnya saya tidak bisa menyimak penuh penampilan mereka, namun cukup tergantikan juga dengan video yang diunggah di youtube.com yang mana baru saya tonton kemaren sore. Dan ternyata saya juga baru tahu dari laman pcpmminggir.blogspot.com kalau ternyata Hamasah sudah eksis selama 10 tahun. Cukup lama dan patut kita acungi jempol bisa bertahan selama itu ditengah badai musik pesisir yang tengah menjangkiti.

Meskipun saya pernah juga beberapa kali ikut dalam grup hamasah ini namun saya belum juga mendapat jawaban mengapa kelompok musik ini diberi nama Hamasah. Dalam salah satu situs kamus online hamasah diterjemahkan dengan semangat/gelora. Kalau saya sih lebih suka menyebutnya sebagai sebuah komunitas musik daripada grup musik ataupun band, mengingat personil yang selalu berubah-ubah dan juga warna musiknya. Kadang terdengar seperti raungan unta di tengah badai pasir, kadang juga seperti nelayan kehausan di tengah laut. Juga tidak terpaku pada alat musik tertentu, kadang rebana, kendang, kahon dan mungkin akan mencoba ketipung. Meski untuk yang terakhir ini saya tidak merekomendasikan hehe...

Semoga untuk kedepanya hamasah makin berwarna lagi. Sehingga, bisa menjadi penyemangat sekaligus juga menjadi sarana dakwah di sendangagung khususnya. Karena dakwah itu adalah seni, bagaimana sebuah ajakan itu menjadi indah dan menyenangkan. :D