Pengen ngomongin film ... Jaman sekarang kita tidak perlu susah kalau mau  membunuh kepenatan, banyak sekali jenis hiburan yang bisa dinikmati. Banyak taman hiburan,  eko-wisata sedang jadi tren, mall sebentar lagi menjamur. Kalau saya kadang-kadang pilih yang simple saja, nonton film, tentu bukan di bioskop (masih bingung halal haramnya hehehehe..) jadi saya milih nonton di bioskop rumah saja. Meskipun tidak semantap di bioskop yang beneran tapi cukuplah kalau hanya untuk membuang penat. Enaknya di rumah itu kita bisa nonton kapanpun sesuka hati. Bisa di pause dulu kalau mau ditinggal ke belakang atau acara yang lain. Tidak masalah mau selesai 3 hari yang penting tidak ada detil yang terlewatkan hehehe...

Nah beberapa waktu lalu ada satu film yang menarik bagi saya, bukan karena bintangnya atau adegan laganya. Karena memang film ini bergenre sci-fi yang ceritanya sedikit susah dicerna otak . saya skip saja bagaimana jalan ceritanya, bintangya siapa saja, tanggal lahirnya kapan, biar tidak dikira orang ini review film. Singkatnya di ujung ini film ada pendapat yang menyebutkan bahwa satu hal yang memberikan bukti keberadaan suatu materi adalah waktu tanpa waktu tidak bisa dikatakan suatu materi itu ada tak terkecuali manusia. Meski hanya pendapat dan dari film pula, tapi setidaknya membuat saya berfikir dan satu menit kemudian saya pause film itu. Hape saya yang sholeh sudah mengumandangkan azan maghrib.

Film tetaplah film dan pendapat tetaplah pendapat bisa benar bisa juga salah. Bagaimana jika benar,  15, 25 atau beberapa tahun yang lalu mungkin kita belum ada di dunia ini. keberadaan kita juga diukur dengan satuan waktu, hari, minggu, bulan dan tahun. Setelah mencapai batas, lenyaplah kita dari dunia ini. Pangeran diponegoro yang membuat VOC kewalahan  itu juga sudah tidak ada di dunia ini sekarang. Tapi beberapa bukti keberadaannya masih bisa kita lihat sekarang, ada rumah di Tegalrejo, goa di sebelah selatan bantul dan juga di kulon progo. Bukti ini dipelihara dan dilestarikan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar. Dan tentu bukan tanpa alasan peninggalan-peninggalan itu dilestarikan. tentu karena penghargaan atas jasa juga kebaikan pangeran diponegoro yang membuat mereka melestarikan hal itu. Lalu kira-kira seperti apa kita akan dikenang nanti ? 
Penghobi film hahahaha... sama sekali kurang sedap didengar. Kembali ke masalah waktu, sangat singkat waktu yang kita miliki di dunia ini. Kita mengetahui waktu karena Alloh bermurah hati dengan menciptakan matahari dan bulan sebagai sebuah alat untuk mengukur waktu. Dan itu adalah persepsi kita. Bagaimana dengan persepsi akherat 
Alloh Berfirman:   
Sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan kamu.(QS. Al Hajj: 47)
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. As-Sajadah :5)
              
Dari ayat diatas dapat diambil pengertian, benar bahwasanya 1 hari akherat --- 1000 tahun didunia. Tek..tek...tek... pencet kalkulator.. dan berdasar waktu akhirat ternyata kita hidup di dunia ini hanya sekitar 1,5 jam. Lalu pertanyaannya "Apa saja yang telah kita perbuat untuk waktu selama 1,5 jam tersebut?" (ndak usah dijawab ! nanti malu sendiri). Saya sempat heran, ada orang yang hardisk  di komputernya 75% isinya film semua. Coba bayangkan 75% dari 1 terabyte, semisal satu film  rata-rata film dengan kualitas BRRIP (blue ray) yang berdurasi 1-2 jam memerlukan ruang 0,7 gigabyte, kita bisa memutar film selama 40 hari 40 malam nonstop.  

Sebenernya banyak hal yang punya potensi melenakan kita dari hal-hal yang bermanfaat. Film ini hanyalah  salah satu hal saja. Sesekali nonton film tidak jadi mengapa selama tidak ada prioritas yang lain. Yang harus diingat adalah bahwa waktu itu berjalan dengan sangat cepat. Tidak ada kata pause, step backward apalagi stop. Sama sekali kita tidak bisa mengatur waktu, kita hanya mengikuti dan menyesuaikan saja. Karena itulah kita harus pintar-pintar memilih kegiatan dan prioritasnya. 

Jangan asal comot film  !!! seleksi film yang akan kita tonton !!!. Hati-hati dengan film dengan genre comedy !!! kelucuan-kelucuannya kadang ndak jauh-jauh dari hal-hal yang berbau porno. Drama juga sering nyrempet-nyrempet dan terlalu vulgar. Action...  terkadang  ada juga perang ranjang yang ndak ada hubungannya dengan jalan cerita. Horor kebanyakan tahayulnya. Thriller juga kurang baik buat perkembangan psikis. Weiiiisss..lalu yang mana ?. . Sebenarnya ndak ada yang 100% aman untuk ditonton. Ada  film yang secara fisik aman tanpa adegan yang aneh-aneh bahkan cenderung sopan tapi menyimpan bahaya yang tidak kasat mata. Film sangat efektif sekali buat nyebar faham-faham aneh, entah pluralisme, liberalisme, sekulerisme atau isme-isme yang lain. Nuaaahh ini yang bahayanya besar dan lolos dari pantauan orang tua (bagaimana mau mantau wong nontonya aja di kamar :P). Memang yang paling aman itu tidak usah nonton film hahaha. Berharap saja nanti ada film yang islami dengan pemain muslim dikerjakan dengan cara yang Islami dengan cerita sesuai persepsi Islam. Mungkin suatu saat ada, tapi jangan sampai terlalu larut ! karena ada hal-hal lainya yang lebih penting. Banyak bekal yang harus dibawa untuk akhirat nanti. sepertinya sudah jelas apa yang diperlukan untuk akhirat nanti. Hanya amal sholeh kita yang akan ditanyakan nanti, bukan amal sholeh hape kita bukan pula amal sholeh dalam cerita film atau sinetron. Di akhir kembali kita renungi makna surat di bawah ini. 
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr 1-3).