“Kok saiki serong ngidul ?” salah satu pertanyaan salah satu jamaah sholat Idul fitri 2 tahun lalu. Dan bahkan pertanyaan senada juga masih terlontar sampai sekarang bahkan tidak hanya ketika saat Idul Fitri maupun Idul Adha. Sebenarnya pertannyaan yang wajar bahkan bagi saya sendiri yang menyaksikan langsung proses pelurusan arah kiblat di lapangan Sendangagung. 

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوِهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ -١٤٤-

Artinya: Kami Melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami Palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.(Al Baqarah 144)

Ulama sepakat bahwa menghadap kiblat adalah syarat wajib dalam shalat. Bahkan sampai kepada keputusan bila seseorang mampu melihat bangunan kakbah ketika shalat, maka wajib menghadapnya secara yakin. Yang menjadi perbedaan di kalangan ulama, adalah jika Ka’bah tidak terlihat. Jumhur ulama (kecuali Syafi’iyyah) berpendapat bahwa yang diwajibkan menghadap arah Ka’bah saja. 

Jauh sebelum Mbah Dahlan, sudah ada yeikh Muhammad Arsyad al-Banjari (w. 1227 M), pengarang kitab Sabilal Muhtadiin yang memuat tentang ilmu falak khususnya tentang kiblat. Secara praktis ada beberapa metode untuk menentukan arah kiblat.  (1) menggunakan ilmu ukur segitiga bola, (2) memperhitungkan bayang-bayang kiblat, (3) memanfaatkan momen matahari melintas di atas Kakbah. Dan cara yang ketiga inilah yang digunakan untuk mengukur arah kiblat di lapangan Sendangagung. Dan hasilnya adalah seperti yang kebanyakan orang rasakan bahwa serasa arah kiblat agak serong ke seletan

Karena penasaran sayapun segera membuka google earth untuk mengetahui seperti apa arah yang sebenarnya dari atas. Untuk kemudian menarik beberapa garis seperti gambar disamping.  Dengan GPS dan Google Earth, posisi Ka’bah di Mekkah, Arab Saudi, kini dengan mudahnya dijejak. Seperti ditunjukkan dari Goole Earth, koordinat letak Ka’bah adalah 21º 25′ 21.05” Lintang Utara dan 39º 49’ 34.31” Bujur Timur. Koordinat inilah yang memudahkan untuk melihat apakah posisi kiblat masjid yang ada ini melenceng atau tidak.

Berdasar koordinat di atas saya buat garis-garis bayang seperti gambar di bawah ini. Panah merah adalah arah barat perspeksi orang awam sesuai sudut lapangan, Panah kuning arah barat sesuai sumbu magnet bumi dan Panah biru untuk arah kiblat.  Dan kesimpulannya adalah arah barat yang selama ini dipakai sebagai patokan ternyata sangat melenceng dari arah yang sebenarnya karena hanya berdasar dari anggapan yang sudah dilazimkan selama ini, Wallahu a’lam. semoga bisa memberikan kejelasan dan kemantapan kita. (-pds)