Sekali lagi teknologi dengan thethek dan bengeknya membawa seabrek masalah dalam tata hidup manusia. Ketika belum ada listrik, setelah maghrib orang akan menanti isya’ dan setelahnya tidak ada yang dikerjakan kemudian segera tidur. Sangat sulit dibayangkan memang terutama bagi anak-anak yang dari lahir hidupnya sudah serba elektrik. Hingga sepertinya perlu ada kesepakatan tentang batas begadang itu seperti apa. 

Hingga hari ini sama sekali tidak ada yang membenarkan bahwa begadang itu baik. Bahkan Rasulullah SAW panutan kita sangat tidak suka dengan yang namanya begadang ini. seperti diriwayatkan dalam hadits : “Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah tidur sebelum waktu isya’ dan tidak pernah begadang setelahnya. (HR Ahmad; shahih)

Dari sisi kesehatan sendiri begadang dapat menimbulkan berbagai macam gangguan. Obesitas,  Melemahnya sistem kekebalan tubuh, Mengganggu jam biologis tubuh, Penyakit jantung, Diabetes, Stroke, Tekanan darah tinggi, sakit, Melemahkan saraf. Sungguh mengerikan sekali macam-macam penyakit ini.

Memang  tidak ada baiknya sama sekali, namun mungkin ada pengecualian sesekali kita begadang tentu untuk alasan-alasan tertentu. Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan dalam Zadul Ma’ad: “Termasuk kebiasaan beliau adalah tidur di awal malam dan bangun di bagian akhirnya. Terkadang beliau begadang di awal malam untuk mengurusi berbagai kepentingan orang-orang miskin.” Dari sini bisa difahami bahwa pengecualian itu adalah untuk hal-hal yang ada manfaatnya. 

Ulama bahkan memakruhkan begadang hanya untuk sekedar mengurusi urusan dunia. Nonton TV, terutama untuk acara-acara yang sama sekali tidak membawa manfaat. Atau pun sekedar nongkrong tidak jelas apa yang diperbincangkan. 

Dan, dilema muncul ketika pelan namun pasti berat badan merangkak naik. Olah raga tentu sangat diperlukan. Badminton jadi satu-satunya olah raga yang sampai saat ini bisa dilakukan dengan rutin. Kalau dilihat dari hadits di atas memang sangatlah tidak nyunah sekali. Namun apa boleh buat, tidak mungkin jika dilakukan pada siang hari karena benturan acara-acara yang lainnya.

Bukannya tidak mau mengikuti sunah, namun saya melihat ada beberapa manfaat yang muncul dari badminton selain menghambat obesitas, terutama di PBPM. Di sinilah terjadi interaksi, salah satu kunci sukses sebuah organisasi adalah persamaan visi. Dan itu tidak bisa dicapai kalau tidak ada interaksi. Dari beberapa olah raga yang ada badminton inilah yang memiliki waktu untuk berinteraksi relatif lebih banyak dari olah raga yang lainnya. 

Yang kedua adalah tempat untuk membahas rencana-renaca kegiatan. Satu contoh ketika selasa malam kemaren, ketika itu waktu sudah bisa dikatakan pagi 00:30. Ada dua orang yang masih terlihat asyik ngobrol. Rencana pamitan kemudian berubah ketika ada sebuah perasaan aneh ketika saya menghampiri dua orang ini. Bayangan saya teringat pada pertengahan 2012, ketika badminton selesai  selalu ada dua orang yang pulang paling akhir. Selalu saja ada hal yang mereka obrolkan. Yang terkadang saya pun terkadang ikutan nimbrung dalam obrolan super tingkat tinggi mereka. Meskipun sebenarnya saya hanya numpang tidur saja :D.  

Jangan dianggap lebay, tapi saya rindu melihat mereka berdua berdebat hingga pagi seperti kala itu. Mungkin perasaan itu yang membuat saya untuk duduk ikut dalam obrolan di rabu dini hari kemaren. Agak sedikit berbeda dari dua orang yang lama meskipun semua bermuara pada hal yang sama. kali ini isi obrolan lebih aplikatif. Tentang rencana-rencana PM dan impian-impian mereka dalam beberapa waktu ke depan. 

Sama sekali ini bukan pembenaran untuk begadang sampai pagi. Sepenuhnya kita selalu berusaha untuk mengikuti apa yang dicotohkan panutan kita dalam segala hal. Semoga komunikasi bisa lebih baik lagi, sehingga tidak perlu ada orang-orang yang begadang sampai pagi. (pds-)